PERKEMBANGAN ISLAM DI NEGERI SAKURA [Jepang]

10.35.00
Salah satu masjid di Tokyo

Makalah ini disusun Oleh 
AHMAD HASANUDIN
Siswa kelas XII IPA 1
SMAN 1 Panggang
2019

KATA PENGANTAR

            Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan dengan judul “Perkembangan Islam di Jepang” ini.
            Sholawat serta salam tak lupa selalu kita haturkan kepada junjungan nabi agung kita,yaitu Nabi Muhammmad SAW yang telah menyampaikan petunjuk untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling besar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan meupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
            Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Demikianlah yang dapat kami haturkan,kami berharap supaya makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Panggang,5 Februari 2019
                                    Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan

BAB II KEHIDUPAN SOSIAL DAN KEAGAMAAN JEPANG
A.    Letak Geografis Jepang dan Pengaruhnya
B.     Keadaan Sosial Keragamaan Masyarakat Jepang
C.     Sikap Pemerintah terhadap Agama-agama

BAB III Awal Kedatangan dan Perkembangan Islam di Jepang
A.    Awal Kedatangan Islam di Jepang
B.     Perkembangan Islam di Jepang
C.     Orang Jepang Pertama yang memeluk Islam

BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran

DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
           Bila dibandingkan dengan negara-negara lain di Timur Jauh,maka persentuhan atau hubungan Islam dengan masyarakat Jepang bisa dikatakan relatif baru. Sebelum masa Meiji atau kurang dari 250 tahun Jepang melalukan isolasi dirinya dari Negara lain,dan pada masa kekaisaran Tokuguwa lahirlah politik isolasi[1] untuk kepentingan kaisar sendiri. Politik ini dilaksanakan karena banyaknya misionaris Kristen yang datang menyebarkan agama Kristen, dengan berkembangnya agama Kristen akan menjadi mimpi buruk bagi kaisar, maka kaisar mengambil langkah untuk tidak berhubungan dengan Negara asing dan selama ia berkuasa, agama Kristen dilarang dan semua orang asing dilarang masuk ke Jepang, kecuali dengan pedagang-pedagang Belanda yang dinilai menguntungkan. Hal ini dilakukan hanya di satu tempat yaitu Pulau Dejima,Nagasaki. Setelah kekuasaan kekaisaran Tokugawa berakhir pada tahun 1867 dan digantikan dengan kekaisaran Meiji, maka Jepang telah membuka diri untuk melakukan interaksi dengan Negara lain[2].
Dengan cara ini Jepang dalam beberapa dekade dapat menjajarkan dirinya dengan negara-negara Barat dan dengan interaksi keterbukaan Jepang ini, Islam dapat berinteraksi dengan Jepang.
            Perkenalan masyarakat Jepang dengan Islam di mulai pada akhir abad ke-19, yaitu dengan dilakukannya penerjemahan tentang sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW ke dalam bahasa Jepang dan Islam mendapat tempat dalam kalangan intelektual (pada tahun 1877). Hubungan lebih lanjut terjalin pasa tahun 1890, yaitu ketika Turki Usmani mengirim sebuah kapal yang bergelar “Ertughrul” ke Jepang dengan tujuan melakukan hubungan diplomatik dan untuk memperkenalkan orang Muslim dengan orang Jepang.[3]
            Pada saat perang dunia pertama, terjadi penyebaran dan perkembangan Islam di Jepang melalui komunitas di Asia Tengah, mereka datang ke Jepang untuk mengungsi. Dari para pendatang tersebut maka banyak dari rakyat Jepang memeluk agama Islam karena kesan dari perilaku yang mereka kerjakan. Dan mereka membuat masjid pertama kali di daerah Kobe pada tahun 1935. Dan kemudian pada tahun 1938 dibangunlah masjid Tokyo, pada saat ini terdapat beberapa asosiasi muslim yang mengumpulkan komunitas di kota-kota seperti Tokyo,Kyoto,Naruta,Tokoshima,Sendai,Nagayo, dan Kamizawa.[4]
            Walaupun hal tersebut dilaksanakan, pemerintah Jepang tetap memandang Islam sebagai agama Tuhan Yang Maha Esanya orang Arab dan tidak sesuai dengan asas militer Jepang yang menganut dan menjalankan kepercayaan Shintoisme yang memuja banyak Dewa. Oleh karena itu dakwah Islam tetap tidak diperbolahkan oleh penguasa Jepang pada masa itu.
Seiring terjadinya harga minyak dunia yang meroket pada tahun 1973, negara-negara Arab selaku penghasil minyak dunia telah menarik minat perekonomian Jepang. Dari sinilah mulai kembali persentuhan antara Jepang dengan Islam yang menjadi agama mayoritas di negara-negara Arab.
            Sebelum terjadinya oil shock, terdapat organisasi Islam pertama yang didirikan yaitu The Japan Muslim Association pada tahun 1952. Tujuannya adalah untuk menyebarkan Islam di Jepang. Selain mendirikan organisasi Islam, dakwah Islam dilakukan melalui penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa jepang (antara tahun 1920-1970). Pada tahun 1974, Prof. Dr. Syauki Futaki memeluk agama islam dan kemudian mendirikan Kongres Islam Jepang yang bermarkas di Royal Klinik,Shinjuku,Tokyo. Organisasi ini telah banyak mengislamkan orang jepang secara individual maupun massal.
            Dengan berkembangnya jumlah pemeluk islam, maka timbulah persoalan baru yaitu yang berkaitan dengan pendidikan. Sampai saat ini tidak didapatkan sekolah khusus muslin di Jepang. Anak-anak muslim belajar agama hanya di Islamic Center atau masjid-masjid besar saja. Faktor kendala dalam mendirikan sekolah islam.[5]
            Pada abad ke-20, Islam berkembang di Jepang, terbukti dengan banyaknya organisasi keislaman bermunculan pada abad ini, salah satunya adalah Japan Muslim Association, organisasi pertama orang asli Jepang yang pertama didirikan, yang kemudian bermunculan organisasi lain seperti International Islamic Center, Islamic Center Jspsn, Islamic Culture Society-Japan, Japan Islamic Congress dan sebagainya. Melalui organisasi-organisasi inilah dakwah islam di Jepang dilakukan.
B.  Batasan dan Rumusan masalah
              Jepang merupakan suatu wilayah yang penduduknya bebas menjalankan kehidupan beragama yang mereka anut, walaupun demikian agama Budha merupakan agama yang terbesar penganutnya. Sedangkan Islam merupakan agama minoritas di negara tersebut.[6] Oleh karena itu, pemahaman tentang sosial-budaya lebih diarahkan pada permasalahannya mengenai tradisi,adat istiadat serta keberagaman di wilayah tersebut.
1.      Bagaimana kehidupan sosial keagamaan di Jepang?
2.      Bagaimana awal kedatangan dan perkembangan Islam di Jepang?
3.      Siapakah tokoh-tokoh Muslim yang telah berjasa atas berkembangnya agama Islam di Jepang?
C.  Arti Penting Penelitian
Sejarah tentang perkembangan Islam (agama minoritas) di negara Matahari Terbit (Jepang) menarik untuk ditulis, mengingat kebanyakan tulisan-tulisan hanya membahas aspek tertentu dari Negara Matahari Terbit (Jepang) dan hanya sedikit yang membahas agama Islam (agama  minoritas) ataupun kehidupan umat Islam di negara tersebut. Dengan demikian tulisan-tulisan yang berkenan dengan objek tersebut amatlah minim.
           
  


BAB II
KEHIDUPAN SOSIAL DAN KEAGAMAAN JEPANG

A.  Letak Geografis Jepang dan Pengaruhnya
            Jepang terdiri dari gugusan pulau-pulau yang terletak di lepas pantai timur benua Asia, terdiri dari empat pulau utama dari utara ke selatan yaitu Kyushu, Shikoku, Honshu, dan Kokkaido serta ribuan pulau kecil yang berdekatan. Kepulauan ini terbentang berupa lengkungan dari utara (garis bujur utara 45˚33’) ke selatan (garis bujur utara 20˚25’), panjangnya adalah 3.800 km sedangkan luas totalnya adalah 337.748 km persegi.[7] Ini berarti 4% dari luas Amerika Serikat dan satu setengah kali luas Kerajaan Inggris. Jepang menempati kurang dari 0,3% dari total luas daratan bumi.[8]
            Tipografi Jepang pada umumnya bergunung-gunung. Pegunungan menduduki 71% dari luas daratan nasional sedangkan daratan dan celung meliputi sisanya. Rangkaian panjang pegunungan melintasi bagian tengah dari kepulauan sempit yang panjang ini dan membaginya menjadi dua yaitu sisi Pasifik dan sisi Laut Jepang. Pada umumnya, sungai-sungai pendek dan mengalir cepat. Kepulauan ini tersiram oleh arus Jepang dan Tsushima yang sangat hangat serta arus Kurile yang dingin. Sebagai negeri yang kaya akan gunung, Jepang memiliki sekitar 10% dari gunung-gunung api dunia yang masih aktif. Gunungnya yang tertinggi yaitu Gunung Fuji adalah gunung yang sudah tidak aktif lagi dan memiliki ketinggian 3.776 m.
            Jepang terletak di dalam zona gunung berapi yaitu di atas Lingkaran Api Pasifik. Ini menyebabkan Jepang sering mengalami gempa bumi berkekuatan rendah dan kadang kala merasakan letusan gunung berapi. Gempa bumi ini sering menyebabkan tsunami. Gempa bumi terbaru adalah gempa bumi besar Hansbin yang terjadi pada tahun 1995.Disebabkan karena keadaan geografisnya,Jepang kabanyakan dijadikan daerah tujuan wisata dengan sumber mata air panas.
            Selain gempa bumi karena letak geografisnya, Jepang setiap tahun mengalami serangan angin taufan kuat yang disebut “taifu”[9]. Kepulauan Ryukyu dan pulau Kyushu setiap tahun antara bulan Juni dan Oktober selalu waspada terhadap kedatangan taifu yang terjadi di Samudera Pasifik bagian barat. Serangan taifu itu tidak hanya terjadi sekali namun hampir berulang kali. Kedatangan taifu mengakibatkan datangnya ombak besar di lautan dan hujan deras di pegunungan. Hal ini menimbulkan kerusakn di daerah pantai dan banjir serta tanah lonsor di daratan maupun di pegunungan. Namun demikian, Tifu memberikan manfaat yaitu menambah persediaan air yang datang melalui hujan lebat di pegunungan. Air ini penting bagi para petani untuk produksi pertaniannya dan juga penting untuk perindustrian yang pada umumnya menggunakan banyak air di pabrik-pabrik.
            Ibukota Jepang adalah Tokyo yang terletak pada garis bujur utara 35˚41’, yakni garis bujur yang hampir sama dengan Teheran, Athena, dan Los Angels. Cuaca pada umumnya termasuk dalam zona angin musimyang sedang, kecuali bagian Hokkaido di sebelah utara dan pulau-pulau sebelah selatan Kepulauan Amami di selatan. Temperatur rata-rata adalad 22,4˚C di Naha, Okinawa, dan 6,3˚C di Wakkanai,Hokkaido. Curah hujan berlimpah berkisar dari 1.000 hingg 2.500 milimeter per tahun.
            Karena terletak di zona sedang, maka Jepang mempunyai perubahan musim yang jelas batasnya. Dalam musim panas angin tenggara melintasi kepulauan Jepang dari Pasifik, sementara dalam musim dingin angin barat laut menyapu melintasi kepulauan ini dari benua Asia. Angin-angin musim ini, bersama dengan keadaan topografikal seperti pegunungan-pegunungan, merupakan faktor-faktor utama yang mempengaruhi cuaca Jepang.
            Di sisi Pasifik musim panas pada umumnya berhujan sedangkan musim dinginnya berlangsung lama dan jelas, dengan angin kering. Di sisi laut Jepang hujan turun dalam musim panas dan musin dingin bersalju. Cuaca sekitar laut pedalaman seto hangat, dengan sedikit hujan. Tokyo rata-rata pertahun disinari matahari sebanyak 1.942 jam.
            Bentuk geografik Jepang sebagai kepulauan yang memnajnag dari timur laut ke barat daya di wilayah Pasifik Barat, mempunyai akibat yang penting terhadap perkembangan perekonomian Jepang. Pantai yang panjang dan menghadap ke Samudera Pasifik memungkinkan adanya banyak pelabuhan di sepanjang pantai itu, karena lautnya cukup dalam. Hal ini menyebabkan industri Jepang dapat dibangun di sepanjang pantai timur dan sekeliling laut padalaman, sehingga mempermudah angkutan bahan mentah dan sumber energi khususnya minyak.
B.  Keadaan Sosial Keragamaan Masyarakat Jepang
            Menurut Dr. Hisanori Kato[10] masyarakat Jepang memiliki agama, ini terbukti dengan kepercayaan mereka terhadap amakudari (rahmat yang turun dari surga), yaitu kepercayaan kuat bahwa sebagai suatu bangsa mereka selamanya akan survive. Selain itu bangsa Jepang juga memiliki kepercayaan agama Shinto yang bersumber dari alam, yang percaya adanya kekuatan magis pada gunung, batu-batuan, air terjun, termasuk fenomena alam, selain itu juga menghormati leluhur.
            Kehidupan keagamaan di Jepang merupakan hal yang menarik. Agama Jepang asli adalah Shinto yang artinya “jalannya para dewa”. Tetapi kemudian masuk agama Budha melalui Cina dan Korea pada pertengahan abad ke eman. Sekarang orang Jepang pada umumnya tidak ada yang hanya beragama Shinto atau Budha saja, melainkan menganut kedua-duanya. Bahkan sering ditambah lagi dengan agama Kristen terutama sejak selesainya Perang Dunia II. Umpamanya saja, perkawinan dilakukan dalam agama Shinto, tetapi kemudian ada upacara seperti Kristen[11], sedangkan kalau orang meninggal upacara dilakukan menurut agama Budha.Di antara agama-agama yang ada di Jepang, yang paling berpengaruh dalam kehidupan keagamaan orang Jepang adalah Shinto dan Budha. Terdapat istilah Shinbutsu Shuugo, yaitu fenomena khas yang terdapat dalam kehidupan keagamaan bangsa Jepang. Istilah tersebut dapat ditafsirkan sebagai keadaan dan pemikiran hasil dari persentuhan, penyatuan antara Budha dan Shinto. Shinbutsu Shuugo merupakan hasil perpaduan dari Shingi Shinko (kepercayaan tentang dewa-dewa yang ada di langit dan bumi) yang dianut oleh bangsa Jepang sejak zaman primitif, dengan agama Budha yang masuk ke Jepang melalui Cina dan Korea.[12]
            Dari penjelasan di atas maka Shinto merupakan agama asli Jepang, tetapi dengan masuknya agama Budha maka kedua agam tersebut bercampur. Budha pun dianggap menifestasi dari “kami”.[13] Selain agama Shinto dan Budha, di Jepang terdapat juga agama-agama lain seperti Konfusius[14], katolik, berbagai macam kelompok keagamaan yang sering disebut dengan “agama-agama baru”[15], “agama-agama rakyat”[16], dan agama Islam.
            Dari buku yang berjudul “Japan Religion and Society Paradigmas of Structure and Change”, karangan Winston Davis (1992), mengatakan bahwa hanya 12% responden yang menganggap kepercayaan agam adalah penting, 44% yang mengangap tidak penting dan 38% orang Jepang yang percaya pada Tuhan, sisanya tidak percaya atau lebih suka dengan menjawab tidak tahu. Ini berarti bagi mereka orang Jepang agama tidak penting namun tindakan nyata dengan berperilaku yang baik adalah penting, ini terindikasi dari tingkat keamanan, ketertiban dan sopan santun mereka.[17]
C. Sikap Pemerintah terhadap Agama-agama
            Hakikat asli dari agama Shinto adalah ajaran akan adanya dewa-dewa dan makhluk halus, baik dalam alam keliling maupun pada mereka yang sudah mati. Adapun Jepang dipuja sebagai negara dewa-dewa dan bangsa Jepang ditanggapi sebagai berasal dari Dewa Matahari atau Amaterasu Ohmikami, nenek moyang Kaisar Jepang. Kemudian ajaran ini berkembang menjadi pemujaan terhadap pahlawan maupun leluhur.
            Maka dapat dikatakan bahwa Jepang dengan tangan terbuka menerima ajaran-ajaran asing, baik ajaran tersebut berasal dari Timur maupun dari Barat. Namun, ajaran-ajaran itu diterima hanya kalau tidak merugikan kerangka kepercayaan yang telah ada.
            Pemerintah Meiji berusaha untuk mendirikan sebuah negara yang didasarkan atas konsep saisei itchi.[18] Oleh karena itu banyak langkah-langkah pembaharuan drastis yang diambil oleh pemerintah, terutama yang ada hubungannya dengan agama, yang semuannya dimaksudkan untuk mendirikan sebuah negara teokrasi yang didasarkan atas kultus agama Shinto.



BAB III
Awal Kedatangan dan Perkembangan Islam di Jepang

A.  Awal Kedatangan Islam di Jepang
       Islam mula-mula masuk ke jepang  pada zaman Reistorasi Meiji pada tahun 1867, yang ditandai dari literature mengenai islam yang dikenal dari Eropa. Pada tahun 1890 terjadi peistiwa penting yang mempertemukan jepang dan islam . peristiwa ini dikenal dengan “Kapal Entragul”. Sebuah kapal turki singgah di jepang dalam urusan diplomatic. Akan tetapi salam perjalanan pulangnya kapal tersebut karam. Dari 600 penumpang hanya 69 orang yang selamat. Pemerintah bersama – sama rakyat berusaha menolong penumpang yang selamat. Dan mengadakan upacara penghormatan bagi arwah penumpang yang meninggal. Kemudian yang selamat kembali ke turki. Pada tahun 1891, dikirimlah utusan dari turki ke jepang dan terjalinlah hubungan yang baik antara turki dan jepang. Hal ini sangat menguntungkan bagi jepang dalam melawan rusia. Pada saat armada kapal rusia melintasi laut Baltik, Turki memberitahukannya kepada jepang. Sehinnga jepang memperoleh kemenangan dalam melawan rusia. Setelah peristiwa itu, pada tahun 1900-an untuk pertama kalinya orang muslim jepang pergi haji ke Mekah. Sejak saat itu islam dikenal lebih luas di jepang. Orang jepang yang pertama kali masuk islam adalah Torajiro Yamada. Kemudian disusul oleh Mitsutaro Takaoka pada tahun 1909,yang kemudian mengganti namanya menjadi Omar Yamaoka setelah pulang dari ibadah haji. Kemudian Bunpachiro Ariga tahun 1946, yang kemudian berganti nama menjadi Achmad Ariga, seorang pedagangyang mendapat pengaruh islam dalam perjlanan ke India. Kemudian ada lagi nama Hilal Torajiro 1957. Yarullah Tanaka Ippei 1934, dan lain-lain.
Islam di jepang berkembang pesat saat berkecamuknya Perang Dunia II. Kemudian satu lagi pada saat terjadi krisis minyak dunia,. Islam mencapai puncak kejayaannya di jepang pada tahun 1973. namun perkembangan islam di jepang tidak sama halnya dengan pekembangan island pada masa dinasti abbasiyah yang berada di timur tengah. Islam di jepang hanyalah islam yang bersifat minoritas semata, jauh berbeda dengan islam di timur tengah. Kalau pada masa dinasti abbasuyah,agama islam berkuasa secara penuh dikarenakan semua penduduk menganut agama islam, lain halnya denga islam yang ada di jepang yang hanya sebagian kecil penduduknya yang menganut agama iskam.
Setelah usainya krisis minyak dunia islam pun kembali mulai dilupakan oleh masyarakat jepang. Setelah itu agama islam seolah-olah sulit berkemang di Negara ini. Hal ini disebabkan oleh ketaatan masyarakat jepang pada  agama Shinto dan Budha.

B. Perkembangan Islam di Jepang
            Perkembangan agama Islam di Jepang bukanlah sesuatu hal yang mudah, karena masyarakat Jepang sangat terikat dengan kebiasaan dan adat istiadat yang berdasarkan ajaran agama Shinto. Selain itu, dakwah Islam juga hanya dilakukan secara sambil berlalu, tanpa dana dan tanpa organisasi. Walaupun demikian, lambat laun pemeluk agama Islam mulai bertambah. Hal ini disebabkan dengan hubungann Jepang denagn negara lain yang  bertambah luas setelah Perang Dunia II termasuk dengan negara-negara Islam. Bertambah banyak orang Islam dari berbagai negara yang bertempat tinggal di Jepang. Hal ini yang ikut mempengaruhi perkembangan dan kemajuan agama Islam di Jepang dengan terbukti dengan adanya atau munculnya organisasi-organisasi Islam.

            Perkembangan agama Islam di Jepang yang tergolong lambat merupakan akibat dari lingkungan eksternal. Atmosfer agama tradisional Jepang dan kecenderungan pembangunan negara Jepang yang terlalu materialistik. Selain itu, juga terdapat perbedaan orientasi antara generasi Muslim Jepang yang lama dengan yang baru. Bagi generasi Muslim Jepang yang sama, Islam disamakan dengan ahama yang ada di Malaysia, Indonesia atau Cina dan yang lainnya. Namun bagi generasi Muslim Jepang yang baru, negara-negara Asia-Tenggara dan Timur ini tidak terlalu menarik karena orientasi mereka adalah Barat dan mereka lebih dipengaruhi oleh Islam seperti yang ada di negara-negara Arab.

            Kehadiran Islam dan apa yang dianjarkannya memberikan perpecahan baru bagi mereka yang merasakan beban hidup sedemikian beratnya. Namun di kalangan orang Jepang masih terdapat pemikiran salah tentang Islam, mereka menganggap baha Islam adalah agama yang aneh yang hidup di negara yang belum berkembang. Pemikiran ini muncul seiring dengan arus Westernisasi yang mengusung agama Kristen. Hal ini diperuruk dengan banyaknya penyebaran informasi yang salah kaprah. Namun, seiring waktu perkembangan informasi dan pertambahan jumlah pemeluk Islam terus meningkat. Bnayak orang Jepang percaya bahwa Islam akan lebih diterima di Jepang. Meski demikian ada angka pasti, namun diperkirakan Islam akan berkembang di Jepang. Hal ini terutama mengacu kepada banyaknya perkawinan campur antara Muslim dan non-Muslim asal Jepang[19] membentuk suatu komunitas diskusi formal skala kecil untuk membicarakan persoalan agama. Ini sangat berguna sekali, terutama mengingat masih sedikitnya komunitas Muslim ysng bergerak untuk memfasilitasi dan memberikan pemahaman lebih baik tentang kepercayaan Islam dan juga terdapat komunitas Muslim yang memberikan kontribusi besar dalam memelihara solidaritas di kalangan Muslim Jepang.

            Islam berkembang di Jepang melalui dua cara yaitu dengan perkawinan (warga asing yang beragama Islam di Jepang dan khususnya lelaki telah mengawini wanita setempat dan mendorong wanita-wanita tersebut memeluk Islam) dan dakwah (warga asing yang beragam Islam yang sudah menetap di Jepang telah melakukan berbagai aktifitas dakwah dalam usaha untuk menyebarkan ajaran Islam di Jepang).

            Dalam hal perkawinan menurut R. Siddiqi (Direktur  Islamic Center Jepang) mengatakan bahwa “wanita tertarik kepada Islam karena mereka menginginkan kebebasan. Islam memberi mereka kemerdekaan sebab mereka tidak akan menjadi budak lelaki manapun. Islam melawan agresi moral yang menyerang wanita. Kesucian dan kehormatan wanita dilindungi. Islam melarang hubungan haram. Semua ini menarik perhatian para wanita Jepang.”[20]  Dan tercatat dalam laporan Islamic Center Jepang bahwa tiap tahun terdapat 40 pernikahan antara orang Islam yang berasal dari luar Jepang dengan wanita Jepang.

            Dalam hal dakwah menurut Prof. Hassan Ko Nakata[21] bahwa satu-satunya jalan terbaik untuk menyebarkan Islam di Jepang adalah melalui pengaruh personal dari pelaku dakwah yang memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang Islam dengan keprinadian yang baik serta memahami budaya Jepang.[22] Dakwah ini sering dilakukan  oleh para pelajar dan pekerja di berbagai bidang dengan membentuk suatu komunitas. Dengan komunitas tersebut mereka berusaha memperbaiki pemahaman ajaran islam dan mengukuhkan persaudaraan antara orang-orang Islam. Mereka melakukan dakwah di kota-kota besar seperti Hiroshima, Kyota, Nagayo, Osaka, dan Tokyo.[23]


C. Orang Jepang Pertama yang memeluk Islam
        Adapun orang yang pertama masuk Islam adalah seorang pemuda yang bernama Yoshi Imaizuma, ia adalah seorang insinyur mesin lulusan Universitas Nihon di Tokyo. Ia memeluk agama Islam pada waktu usia 24 tahun, tepatnya pada tahun 1926. Setelah memeluk agama Islam ia memakai mana Sadiq Yoshio Imaizuma. Ia memeluk agama Islam atas bimbingan Imam  Abdurrrashid Ibrahim Bey, seorang pejuang Turkestan yang datang pertama kali ke Jepang pada tahun 1908 untuk meminta bantuan guna mendukung perjuangan kemerdekaan bagi daerah-daerah Islam yang diduduki Soviet Rusia. Namun sebelum Imaizuma ada tiga orang yang telah memeluk agama Islam, mereka adalah[24] :
1.      Mitsutaro Takaoka
Mitsutaro Takaoka telah masuk Islam pada tahun 1909. Ia mengganti namanya menjadi Omar Yamaoka setelah menunaikan ibadah haji ke Mekkah.
2.      Bunpachiro Ariga
Ketika Bunpachiro Ariga pergi berdagang ke India, ia berinteraksi dengan warga setempat yang beragama Islam, setelah beberapa lama berinteraksi kemudian ia memeluk Islam dan menggantikan namanya menjadi Ahmad Ariga.
3.      Torajiro Yamada
Torajiro Yamada telah mengunjungi negara Turki beberapa kali. Pertama kali ia mengunjungi negara tersebut dengan maksud menyerahkan dana bantuan yang diberikan oleh Menteri Luar Negeri Jepang kepada Menteri Angkatan Laut Turki. Untuk kedua kalinya ia pergi ke Turki atas undangan Kemal Attaturk, pada waktu kunjungan kali ini ia memeluk agama Islam dan menggantikannya namanya menjadi Abdul Khalil dan untuk terakhir kalinya ia pergi ke Turki untuk memperkuat hubungan antara kedua negara tersebut.




BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
          Terdapat berbagai macam agama di Jepang, namun agama Shinto dan agama Budhalah yang paling berpengaruh. Adapun agama lainnya adalah Konfusius, Katolik, dan agama-agama lainnya. Setelah ditetapkannya konstitusi oleh Amerika Serikat sebagai pemenang Perang Dunia II, maka sikap keagamaan warga Jepang meningkat dan timbul rasa toleran sesama warga asing yang berlainan agama. Ada berbagai macam pendapat awal tentang awal pertemuan antara Jepang dengan Islam, namun dari berbagai pendapat lain menyebutkan bahwa masa Restorasi Meijilah yang mempertemukan anatar Jepang dengan agama Islam.
         Perkembangan agama Islam di Jepang dilakukan dengan dua cara yaitu, dengan pernikahan dan dakwah. Dalam hal pernikahan, wanita tertarik kepada Islam karena Islam melindungi kesucian dan kehormatan wanita agar tidak tertindas oleh kaum laki-laki. Sedangkan dalam hal dakwah, pelajar dan pekerja membentuk suatu organisasi yang bertujuan untuk memperbaiki pemahaman ajaran Islam dan mengukuhkan persaudaraan antara umat Islam.

B. Saran
 Demikian makalah ini saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan hubungi saya.








DAFTAR PUSTAKA

M.Alli Kettani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2005), h.
226.
Syahbuddin Mangandalaram, Mengenal Dari Dekat : Jepang Negara Matahari Terbit (Bandung:
Remaja Karya, 1986), h. 55.
Syahbuddin, Mengenal Dari Dekat . . . , h. 6.





[1] Politik isolasi disebut juga dengan sakoku yang berarti Negara tertutup.
[2] Keterbukaan Jepang dalam melakukan hubungan dengan negara lain disebut kaikoku yang artinya membuka diri.
[3] Wikipedia Bahasa Melayu.
[4] M.Alli Kettani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2005), h. 226.
[5] http://www.islamcenter.or.jp.
[6] Syahbuddin Mangandalaram, Mengenal Dari Dekat : Jepang Negara Matahari Terbit (Bandung: Remaja Karya, 1986), h. 55.
[7] Sebelum Jepang terjun dalam Perang Dunia II, wilayahnya lebih luas dari batas-batas wilayahnya sekarang.Waktu itu di utara,Jepang memiliki separuh dari kepulauan Sachalin.Pulau Taiwan juga merupakan milik Jepang yang diperolehnya melalui perang dengan Cina pada tahun 1894-1895. Selain itu ada pulau-pulau di Pasifik dan beberapa bagian dari daratan Cina serta seluruh Korea yang diperolehnya pada tahun 1894.
[8] Syahbuddin, Mengenal Dari Dekat . . . , h. 6.
[9] Taifu adalah angin keras dengan kecepatan sekitar 30 meter/sekon
[10] Dr.Hisanori Kato adalah seorang dosen tamu pada Universitas Nasional di Jakarta. Ia mendapatkan gelar M.A. dan Ph.D dari Universitas Sydney. Selain mengajar sebagai dosen, ia melakukan penelitian tentang hubungan antara agama dan masyarakat di Asia Tenggara.
[11] Agama Kristen masuk ke Jepang pada tahun 1549 dibawa oleh para pastor Jesuit Spanyol dan disiarkan  sampai akhirnya dilarang secara resmi pada tahun 1589.
[12] http://www.sinarharapan.co.id/.
[13] Kami tidak terbatas jumlahnya karena kami dapat dibedakan menjadi beberapa macam.
[14] Kurang lebih pada abad keempat masehi, agama Konfusius mulai memasuki Jepang. Agama ini membawa ajaran yang bercorak serba duniawi.
[15] Agama-agama baru adalah gabungan aliran keagamaan dan golongan keagamaan dari berkharismatik yang memberikan janji kepada pengikutnya bahwa akan membebaskan mereka  dari hidup miskin.
[16] Agama rakyat adalah agama primitif yang telah bercampur baur dengan unsur-unsur yang berasal dari agama Shinto, agama Budha, dan agama-agama serta kepercayaan-kepercayaan lainnya. Agama ini tidak memiliki kitab suci dan menaruh perhatian pada pelaksanaan berbagai macam upacara.
[17] “Kehidupan Beragama Masyarakat Jepang”, artikel ini diakses dari http://www.koryo.jp/limadaki/budaya/jepang/artikel/agama.html.
[18] Konsep saisei itchi yaitu konsep kesatuan antara upacara-upacara keagamaan dan politik.
[19] “Islam Boom di Jepang, Cahaya Baru di Negara Matahari Terbit”, artikel ini diakses pada 17 Januari 2006 dari http://awaramuslim.NET/ISLAM/more.php?id=5137-0-4-0-M.
[20] Kartika, “Wanita Jepang memeluk Islam karena Pernikahan”, (diolah dari tulisan Lynne Y. Nakano berjudul “Marriages lead women into Islam in Japan) artikel ini diakses pada 3 September 2006 dari http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&ask=view&id=3542&Itemid=62.
[21] Prof. Hassan Ko Nakata adalah satu dari sedikit kaum intelektual di Jepang yang tertarik pda Islam. Ia masuk Islam pada tahun 1983, tepatnya setelah 15 tahun ia mempelajari Islam. Ia juga seorang Presiden Asosiasi Muslim Jepang.
[22] Prof. Hassan Ko Nakata, “Seperti Mendakwahi Batu”, artikel ini diakses dari http://www.Mail-archive.com/aroe99@yahoogroups.com/msg01142html.
[23] “Islam in Japan: It’s past, present and future. Islamic Center Japan”, artikel ini diakses pada 30 Desember 2005 dari http://members.Tripod.com/worldupdates/islamicworld/id28.htm.
[24] “Penggalan Islam di Negara Jepang”, artikel ini diakses dari http://tkimia.21.forumer.com/viewtopic.php?t=79

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »