Kisi Ulangan Akhir Semester 2011-2012

19.59.00
KISI-KISI ULANGAN AKHIR SEMESTER
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 
TAHUN 2011-2012
KELAS X, XI DAN XII


KELAS X

BAB 1 dan BAB 2
1.       Menyusun potongan ayat QS. Al-Baqoroh ayat 30, Adz-Dzariyat ayat 56
2.       Mengisi ayat yang rumpang dari QS. Al-An’am 162-163 dan Al-Bayyinah ayat 5
3.       Hukum tajwid nun sukun/tanwin pada QS. Al-Baqoroh ayat 30, Al-Mukminun ayat 12-14, QS. Adz-Dzariyat ayat 56 dan Qs An-Nahl ayat 78
4.       Arti per-kata dan per-ayat Qs. Al-Mukminun 12-14, Qs. Adz-Dzariyat 56, Al-Bayyinah ayat 5
5.       Kandungan isi dari QS. Al-Baqoroh ayat 30, Al-Mukminun ayat 12-14, QS. Adz-Dzariyat ayat 56 dan Qs An-Nahl ayat 78
6.       Kandungan isi dari Qs. Al-An’am ayat 162-163 dan Qs. Al Bayyinah ayat 5

BAB 3
1.       Pengertian Iman
2.       Maksud beriman kepada Allah
3.       20 sifat wajib Allah dan artinya
4.       20 sifat mustahil Allah dan artinya
5.       Maksud asmaul husna

BAB 4
1.       Akhlakul Karimah
2.       Maksud sikap huznudzan
3.       Hikmah dari bersikap husnudzan
4.       Sikap gigih dan optimis

BAB 5
1.       Pengertian 2 sumber utama hukum islam
2.       Isi dari Al Quran
3.       Pengertian hadits (Qauliyah, Fi’liyah dan Taqririyah)
4.       Macam-macam hadits menurut kwantitas dan kualitas
5.       Ijtihad termasuk Qiyas dan Ijma’beserta contohnya
6.       Hukum taklifi (haram, makruh, mubah, sunnah dan wajib)
7.       Manfaat dari mendirikan sholat

BAB 6
1.       Nabi muhammad dari lahir sampai menjelang diangkat sebagai nabi
2.       Julukan-julukan kebaikan untuk nabi Muhammad
3.       Fokus dakwah rasulullah periode makkah



KELAS XI

BAB 1 dan BAB 2
1.       Menyusun potongan dan Mengisi ayat yang rumpang  dari Qs. Al-Bqroroh ayat 148, Qs. Fathir ayat 32 dan Al-Isra’ ayat 26-27
2.       Hukum tajwid nun sukun/tanwin , Mim sukun dan Mad
pada Qs. Al-Baroroh ayat 148, Qs. Fathir ayat 32, Al-Isra’ ayat 26-27 dan Al-Baqoroh 177
3.       Arti per-kata dan per-ayat Qs. Al-Bqroroh ayat 148, Al-Isra’ ayat 26-27 dan Al-Baqoroh 177
4.       Kandungan isi dari Qs. Al-Baroroh ayat 148, Qs. Fathir ayat 32,
5.       Kandungan isi dari Qs. Al-Isra’ ayat 26-27 dan Al-Baqoroh 177

BAB 3
1.       5 sifat mulia para rasul dan Nabi : Sidiq, amanah, Tabligh, fathonah, ma’sum
2.       Nama para nabi/rasul dan mukjizatnya
3.       Penjelasan dari nabi ulul ‘azmi
4.       Tujuan mengimani para rasul
5.       Cara mengimani para rasul

BAB 4
1.       Cara bertaubat kepada allah
2.       Syarat taubat nasuha
3.       Contoh-contoh taubatnya umat terdahulu
4.       Ridhonya allah tergantung keridhoan orang tua

BAB 5
1.       Ayat tentang jual beli dan riba
2.       Rukun dan syarat jual beli
3.       3 macam khiyar
4.       4 macam riba
5.       Musyarokah dan mudhorobah
6.       Muzaro’ah  dan mukhobaroh
7.       Musaqoh

BAB 6
1.       Ciri perkembangan islam abad pertengahan
2.       3 kerajaan besar pada akhir abad pertengahan
3.       Tokoh abad pertengahan : Abu Nawas, Rabi’ah al adawiyah, Ibnu Katsier, Imam nawawi





KELAS XII

BAB 1 dan 2
1.       Menyusun potongan dan Mengisi ayat yang rumpang  dari Qs. Al Kafirun, Qs. Yunus ayat 40-41 dan Al Jumu’ah ayat 9-10
2.       Hukum tajwid nun sukun/tanwin , Mim sukun , Mad dan Qolqolah
pada Qs. Al Kafirun, Qs. Yunus ayat 40-41, Qs. Al-Kahfi ayat 29, Qs. AL Mujadilah ayat 58 dan Al Jumu’ah ayat 9-10
3.       Arti per-kata dan per-ayat Qs. Al-Kahfi ayat 29, Qs. Al Kafirun, Al Jumu’ah ayat 9-10
4.       Kandungan isi dari Qs. Al Kafirun, Qs. Yunus ayat 40-41, Qs. Al-Kahfi ayat 29
5.       Kandungan isi dari Qs. AL Mujadilah ayat 58 dan Al Jumu’ah ayat 9-10

Bab 3
1.       Dalil Al-Quran tentang kematian
2.       Proses kehidupan di alam akhirat : yaumul Ba’ats, yaumul Makhsyar, yaumul Hisab, yaumul mizan, yaumul Jaza’
3.       Gambaran terjadinya kiamat
4.       Ciri – ciri akan datangnya kiamat
5.       4 alam yang dilalui manusia ( ruh, kandungan, dunia, akhirat)
6.       Fungsi beriman kepada hari akhir

Bab 4
1.       Maksud perbuatan adil
2.       Dalil tentang suruhan berbuat adil
3.       3 kategori perbuatan amal saleh ( batin, ucapan, perbuatan)
4.       Gambaran sikap ridho
5.       Syarat amal saleh

Bab 5
1.       Hukum nikah (haram – wajib dan alasannya)
2.       Rukun dan syarat nikah
3.       4 kategori Muhrim
4.       Macam-macam perceraian dalam islam
5.       Masa iddah dalam islam
6.       Hukum ruju’ (haram – wajib)
7.       Pasal 4, 5, 6 dan 53 kompilasi hukum islam dalam bidang pernikahan
8.       Tujuan pernikahan




Download File Kisi-kisi DISINI

Kekeliruan dalam Menyambut Tahun Baru Hijriyah

16.09.00

Besok sore kita akan memasuki pergantian tahun hijriyah 1432 ke 1433 H,  seperti yang kita tahu tahun hijriyah dimulai dari hijrahnya nabi Muhammad dan para sahabatnya ke Madinah Al Munawwaroh yang dulunya bernama Yastrib, kota yang sepi....

Yang biasa terjadi di kalangan masyarakat jogja adalah anak-anak muda berbondong-bondong ke Parangtritis dan Parangkusuma untuk melakukan sesuatu hal yang tidak bermanfaat dalam pandangan agama islam

Lalu bagaimanakah pandangan Islam mengenai awal tahun yang dimulai dengan bulan Muharram? Ketahuilah bulan Muharram adalah bulan yang teramat mulia, yang mungkin banyak di antara kita tidak mengetahuinya. Namun banyak di antara kaum muslimin yang salah kaprah dalam menyambut bulan Muharram atau awal tahun. Silakan simak pembahasan berikut.
Bulan Muharram Termasuk Bulan Haram
Dalam agama ini, bulan Muharram (dikenal oleh orang Jawa dengan bulan Suro), merupakan salah satu di antara empat bulan yang dinamakan bulan haram. Lihatlah firman Allah Ta’ala berikut.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)
Ibnu Rajab mengatakan, ”Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas bulan sesuai dengan munculnya hilal. Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perputaran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.”[1]
Lalu apa saja empat bulan suci tersebut? Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.”[2]
Jadi empat bulan suci yang dimaksud adalah (1) Dzulqa’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.  Oleh karena itu bulan Muharram termasuk bulan haram.
Di Balik Bulan Haram
Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan haram? Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, ”Dinamakan bulan haram karena dua makna.
Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.
Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.”[3]
Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, ”Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.”
Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.”[4]
Bulan Muharram adalah Syahrullah (Bulan Allah)
Suri tauladan dan panutan kita, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
”Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.”[5]
Bulan Muharram betul-betul istimewa karena disebut syahrullah yaitu bulan Allah, dengan disandarkan pada lafazh jalalah Allah. Karena disandarkannya bulan ini pada lafazh jalalah Allah, inilah yang menunjukkan keagungan dan keistimewaannya.[6]
Perkataan yang sangat bagus dari As Zamakhsyari, kami nukil dari Faidhul Qadir (2/53), beliau rahimahullahmengatakan, ”Bulan Muharram ini disebut syahrullah (bulan Allah), disandarkan pada lafazh jalalah ’Allah’ untuk menunjukkan mulia dan agungnya bulan tersebut, sebagaimana pula kita menyebut ’Baitullah’ (rumah Allah) atau ’Alullah’ (keluarga Allah) ketika menyebut Quraisy. Penyandaran yang khusus di sini dan tidak kita temui pada bulan-bulan lainnya, ini menunjukkan adanya keutamaan pada bulan tersebut. Bulan Muharram inilah yang menggunakan nama Islami. Nama bulan ini sebelumnya adalah Shafar Al Awwal. Bulan lainnya masih menggunakan nama Jahiliyah, sedangkan bulan inilah yang memakai nama islami dan disebut Muharram. Bulan ini adalah seutama-utamanya bulan untuk berpuasa penuh setelah bulan Ramadhan. Adapun melakukan puasa tathowwu’ (puasa sunnah) pada sebagian bulan, maka itu masih lebih utama daripada melakukan puasa sunnah pada sebagian hari seperti pada hari Arofah dan 10 Muharram. Inilah yang disebutkan oleh Ibnu Rojab. Bulan Muharram memiliki keistimewaan demikian karena bulan ini adalah bulan pertama dalam setahun dan pembuka tahun.”[7]
Al Hafizh Abul Fadhl Al ’Iraqiy mengatakan dalam Syarh Tirmidzi, ”Apa hikmah bulan Muharram disebut dengan syahrullah (bulan Allah), padahal semua bulan adalah milik Allah?”
Beliau rahimahullah menjawab, ”Disebut demikian karena di bulan Muharram ini diharamkan pembunuhan. Juga bulan Muharram adalah bulan pertama dalam setahun. Bulan ini disandarkan pada Allah (sehingga disebut syahrullah atau bulan Allah, pen) untuk menunjukkan istimewanya bulan ini. Dan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sendiri tidak pernah menyandarkan bulan lain pada Allah Ta’ala kecuali bulan Allah (yaitu Muharram).[8]
Dengan melihat penjelasan Az Zamakhsyari dan Abul Fadhl Al ’Iraqiy di atas, jelaslah bahwa bulan Muharram adalah bulan yang sangat utama dan istimewa.
Menyambut Tahun Baru Hijriyah
Dalam menghadapi tahun baru hijriyah atau bulan Muharram, sebagian kaum muslimin salah dalam menyikapinya. Bila tahun baru Masehi disambut begitu megah dan meriah, maka mengapa kita selaku umat Islam tidak menyambut tahun baru Islam semeriah tahun baru masehi dengan perayaan atau pun amalan?
Satu hal yang mesti diingat bahwa sudah semestinya kita mencukupkan diri dengan ajaran Nabi dan para sahabatnya. Jika mereka tidak melakukan amalan tertentu dalam menyambut tahun baru Hijriyah, maka sudah seharusnya kita pun mengikuti mereka dalam hal ini. Bukankah para ulama Ahlus Sunnah seringkali menguatarakan sebuah kalimat,
لَوْ كَانَ خَيرْاً لَسَبَقُوْنَا إِلَيْهِ
“Seandainya amalan tersebut baik, tentu mereka (para sahabat) sudah mendahului kita melakukannya.”[9]
Inilah perkataan para ulama pada setiap amalan atau perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh para sahabat. Mereka menggolongkan perbuatan semacam ini sebagai bid’ah. Karena para sahabat tidaklah melihat suatu kebaikan kecuali mereka akan segera melakukannya.[10]
Sejauh yang kami tahu, tidak ada amalan tertentu yang dikhususkan untuk menyambut tahun baru hijriyah. Dan kadang amalan yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin dalam menyambut tahun baru Hijriyah adalah amalan yang tidak ada tuntunannya karena sama sekali tidak berdasarkan dalil atau jika ada dalil, dalilnya pun lemah.
Amalan Keliru dalam Menyambut Awal Tahun Hijriyah
Amalan Pertama: Do’a awal dan akhir tahun
Amalan seperti ini sebenarnya tidak ada tuntunannya sama sekali. Amalan ini tidak pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat, tabi’in dan ulama-ulama besar lainnya. Amalan ini juga tidak kita temui pada kitab-kitab hadits atau musnad. Bahkan amalan do’a ini hanyalah karangan para ahli ibadah yang tidak mengerti hadits.
Yang lebih parah lagi, fadhilah atau keutamaan do’a ini sebenarnya tidak berasal dari wahyu sama sekali, bahkan yang membuat-buat hadits tersebut telah berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya. Jadi mana mungkin amalan seperti ini diamalkan.[11]
Amalan kedua: Puasa awal dan akhir tahun
Sebagian orang ada yang mengkhsuskan puasa dalam di akhir bulan Dzulhijah dan awal tahun Hijriyah. Inilah puasa yang dikenal dengan puasa awal dan akhir tahun. Dalil yang digunakan adalah berikut ini.
مَنْ صَامَ آخِرَ يَوْمٍ مِنْ ذِي الحِجَّةِ ، وَأَوَّلِ يَوْمٍ مِنَ المُحَرَّمِ فَقَدْ خَتَمَ السَّنَةَ المَاضِيَةَ بِصَوْمٍ ، وَافْتَتَحَ السَّنَةُ المُسْتَقْبِلَةُ بِصَوْمٍ ، جَعَلَ اللهُ لَهُ كَفَارَةٌ خَمْسِيْنَ سَنَةً
“Barang siapa yang berpuasa sehari pada akhir dari bulan Dzuhijjah dan puasa sehari pada awal dari bulan Muharrom, maka ia sungguh-sungguh telah menutup tahun yang lalu dengan puasa dan membuka tahun yang akan datang dengan puasa. Dan Allah ta’ala menjadikan kafarat/tertutup dosanya selama 50 tahun.”
Lalu bagaimana penilaian ulama pakar hadits mengenai riwayat di atas:
Adz Dzahabi dalam Tartib Al Maudhu’at (181)  mengatakan bahwa Al Juwaibari dan gurunya –Wahb bin Wahb- yang meriwayatkan hadits ini termasuk pemalsu hadits.
Asy Syaukani dalam Al Fawa-id Al Majmu’ah (96) mengatan bahwa ada dua perawi yang pendusta yang meriwayatkan hadits ini.
Ibnul Jauzi dalam Mawdhu’at (2/566) mengatakan bahwa Al Juwaibari dan Wahb yang meriwayatkan hadits ini adalah seorang pendusta dan pemalsu hadits.[12]
Kesimpulannya hadits yang menceritakan keutamaan puasa awal dan akhir tahun adalah hadits yang lemah yang tidak bisa dijadikan dalil dalam amalan. Sehingga tidak perlu mengkhususkan puasa pada awal dan akhir tahun karena haditsnya jelas-jelas lemah.
Amalan Ketiga: Memeriahkan Tahun Baru Hijriyah
Merayakan tahun baru hijriyah dengan pesta kembang api, mengkhususkan dzikir jama’i, mengkhususkan shalat tasbih, mengkhususkan pengajian tertentu dalam rangka memperingati tahun baru hijriyah, menyalakan lilin, atau  membuat pesta makan, jelas adalah sesuatu yang tidak ada tuntunannya. Karena penyambutan tahun hijriyah semacam ini tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsman, ‘Ali, para sahabat lainnya, para tabi’in dan para ulama sesudahnya. Yang memeriahkan tahun baru hijriyah sebenarnya hanya ingin menandingi tahun baru masehi yang dirayakan oleh Nashrani. Padahal perbuatan semacam ini jelas-jelas telah menyerupai mereka (orang kafir). Secara gamblang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”[13]
Penutup
Menyambut tahun baru hijriyah bukanlah dengan memperingatinya dan memeriahkannya. Namun yang harus kita ingat adalah dengan bertambahnya waktu, maka semakin dekat pula kematian.
Sungguh hidup di dunia hanyalah sesaat dan semakin bertambahnya waktu kematian pun semakin dekat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا لِى وَمَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
“Aku tidaklah mencintai dunia dan tidak pula mengharap-harap darinya. Adapun aku tinggal di dunia tidak lain seperti pengendara yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu meninggalkannya.”[14]
Hasan Al Bashri mengatakan, “Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanya memiliki beberapa hari. Tatkala satu hari hilang, akan hilang pula sebagian darimu.”[15]
Semoga Allah memberi kekuatan di tengah keterasingan. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.


sebagian disadur dari : muslim.or.id

di sadur dari muslim.or.id

Upacara Hari Guru

13.56.00

WONOSARI (KRjogja.com) - Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Ke 66 di Kabupaten Gunungkidul dipusatkan di Alun-Alun Wonosari Jumat (25/11). Upacara dengan Irup Bupati Hj Badingah S Sos tersebut diikuti sekitar 10 ribu guru dari jenjang pendidikan TK/SD hingga SMA (SMA dan SMK) se Gunungkidul


“Profesi guru memegang peranan penting dalam mendidik generasi bangsa dan merupakan tugas yang sangat  mulia. Karena itu penghormatan terhadap guru sudah selayaknya diberikan dalam karya dan jasanya mendidik generasi penerus negeri ini. Kepada para guru, karena penghargaan dan peningkatan kesejahteraan kini  terus diupayakan, dalam menjalankan tugas hendaknya bisa dilakukan secara  profesionalitas  dengan penung tanggung jawab,” ungkap Bupati Hj Badingah S Sos saat membacakan amanat Mendiknas Muh Nuh  di hadapan peserta upacara Jumat (25/11)



masjidil haram

20.31.00




Mengenal Linux Command Line (seperti DOS pada Microsoft)

Mengenal Linux Command Line (seperti DOS pada Microsoft)

09.59.00
untuk kita pengguna awam dari OS Linux adalah jika sudah berhubungan dengan terminal, padahal Linux tanpa terminal seperti pohon tanpa akar...

berikut beberapa command line di terminal linux :


Perintah ShutDown

Perintah
Deskripsi
# init 0
matikan sistem(2), matikan komputer   [man]
# logout
keluar dari sesi   [man]
# reboot
memulai ulang sistem linux anda   [man]
# shutdown -h now
mematikan komputer   [man]
# shutdown -h 16:30 &
menjadwalkan saat sistem dimatikan   [man]
# shutdown -c
membatalkan mematikan sistem yang telah dijadwalkan   [man]
# shutdown -r now
memulai ulang sistem linux anda   [man]
# telinit 0
mematikan sistem   [man]



Instalasi driver printer canon ip 2770 series di linux ubuntu

Instalasi driver printer canon ip 2770 series di linux ubuntu

09.05.00
berhubung dengan pembelian printer baru saya ip2770, setelah mau dipakai
saya lihat driver bawaan dari canon ternyata hanya untuk windows dan mac OS

padahal saya penggemar setia ubuntu, akhirnya setelah berselancar di canon asia dapatlah driver tersebut.

dan berikut saya bagi kepada teman-teman sekalian trik sederhana download and instalasi ip 2770 dan ip 2772 :

1. download drivernya disini
2. Masuk terminal dan extract file tersebut


      #tar -zxvf cnijfilter-ip2700series-3.30-1-i386-deb.tar.gz

3. masuk ke direktori tempat file di extract kemudian lakukan instalasi

       #./install.sh

4. selesai, berikutnya sambungkan printer dan dihidupkan, coba deh untuk ngeprint dokumen


semoga bisa bermanfaat