Akhlakmu, Tak Jauh dari Perilaku Temanmu

Akhlakmu, Tak Jauh dari Perilaku Temanmu

17.54.00
Akhlakmu, Tak Jauh dari Perilaku Temanmu



SEMUA orang kaget bukan kepalang ketika tiba-tiba muncul berita sembilan orang tewas seketika setelah ditabrak oleh sebuah mobil sarat penumpang di Jakarta beberapa waktu lalu. Padahal sembilan orang itu sejatinya sudah berada di jalurnya alias trotoar. 

Setelah diselidiki ternyata sang pengemudi baru saja mengkonsumsi narkoba dan minuman keras (miras). Pengaruh narkoba menjadikannya tak mampu mengemudikan kendaraannya dengan baik, sehingga akibat narkoba itu sembilan nyawa melayang sia-sia. Kini sang pengemudi sedang mendekam dalam bui untuk mempertanggung-jawabkan kecerobohannya. Inilah peristiwa yang terjadi pada Afriyani atau dikenal “peristiwa Xenia maut” yang menewaskan 9 orang yang terjadi  bulan Januari 2012 lalu.

Agama Temamu

Kasus ini layak untuk dijadikan pelajaran bagi semua umat Islam. Jangan sampai ada di antara keluarga kita --apalagi itu adalah putra-putri kita-- yang ikut-ikutan menjadi pengguna narkoba. Upaya deteksi dini dan pencegahan harus dilakukan secara serius dan terus-menerus. Sebab jika sudah kejadian, maka hilanglah harapan untuk masa depan yang bahagia.

Kasus “Xenia maut” menunjukkan bahwa di negeri ini pergaulan bebas kian tak terkendali. Kita sering alpa hingga lupa siapa teman dan oranng terdekat dari anak-anak kita.
   
Melihat situasi kekinian yang kian tidak menentu, utamanya soal akhlak dan keimanan nampaknya petuah dari orangtua kita zaman dulu yang dinyanyikan Emha Ainun Najib dan Opick dalam lyrix “Tombo Ati” adalah “Wong kang sholeh kumpulono” (berkumpul dengan orang-orang yang sholeh, red).

Petuah ini mengajarkan kepada kita semua,  bahwa untuk menjadi baik, kita harus berkumpul dengan orang-orang yang baik pula (sholeh). Karena akibat kebaikannya itu, secara tidak langsung akan mengajarkan sifat terpuji lainnya kepada kita.

Dengan kata lain, kalau kita ingin hati kita sehat (terbebas dari penyakit dan dosa) maka hindarilah bergaul dengan orang-orang yang suka bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wata’ala. 

Pepatah Arab menyatakan, “anli mar'i la tas'al, was’al an qoriinihi fainna qoriina bil muqorini yaqtadi.” (Jika ingin tahu seseorang, jangan Tanya dirinya, tetapi tanyalah temannya dan keadaan temannya).
Terjemahan bebasnya adalah, setiap teman meniru temannya. Bila kita berada pada suatu kaum maka bertemanlah dengan orang yang terbaik dari mereka. Dan janganlah berteman dengan orang yang rendah(hina), niscaya kita akan hina bersama orang yang hina. 

Lebih dari itu Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) telah menegaskan dalam sabdanya bahwa:
الرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang tergantung agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memerhatikan siapakah teman dekatnya.” (HR. Ahmad).

Abud Darda’ berkata, di antara bentuk kecerdasan seseorang adalah selektif dalam memilih teman berjalan, teman bersama, dan teman duduknya. Sebab teman itu boleh dikatakan adalah teman akrab. Teman yang dalam perjalanan hidup nanti akan sangat berpengaruh terhadap pola pikir, watak, perilaku, dan kebiasaan. Jika teman kita baik, insya Allah kita akan terkondisikan ikut baik dan sebaliknya.
Beberapa kasus terbaru yang terjadi di negeri ini cukup menjadi bukti bahwa teman yang buruk perangainya akan menjerumuskan teman dekatnya pada kebinasaan. Bayangkan saja, di usia produktif disaat seorang pemuda harusnya menata diri untuk berprestasi di masa depan, harus mendekam dalam bui. Lihat saja pengemudi penabrak sembilan pejalan kaki, ia tak sendirian, ia bersama teman-temannya.

Pertanyaannya kemudian apakah haram berteman dengan orang yang jahat?
Sejauh ada kemampuan untuk menghadapi mereka dan bisa memastikan tidak ikut kejahatannya tidak masalah.  Karena setiap umat Islam diperintahkan berdakwah terhadap mereka. Tetapi jika tidak punya kemampuan, sebaiknya perkuat dulu diri sendiri, baru orang lain. Sebab kalau kalah, maka kita yang akan terwarnai (terjerumus). Masalahnya, apakah kita yakin memiliki kemampuan pertahanan itu?

Selagi masih di dunia mari kita tingkatkan keselektifan kita dalam bergaul, utamanya pergaulan putra-putri kita. Jangan sampai mereka salah memilih teman lalu terjerumus dalam pergaulan yang negatif. Sebab bukan saja di dunia dampak buruk yang akan diterima, tetapi juga di akhirat. Oleh karena itu bertemanlah dengan orang yang mencintai Allah dan rasul-Nya, bukan yang lain.

Jangan sampai kita mengalami apa yang Allah ilustrasikan dalam ayat Al-Qur’an;

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً
يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً
لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُول

“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul". Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. (QS.25: 27 – 29).

Bahkan dalam al-Quran dikatakan, pada hari kiamat itu orang-orang yang saling berteman dalam kemaksiatan akan menjadi musuh satu sama lain karena saling mempersalahkan.

الْأَخِلَّاء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
”Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS Az-Zukhruf: 67).

Dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Musa berkata:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

“Permisalan teman yang baik dan teman yang jelek seperti (berteman) dengan pembawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Dan adapun (berteman) dengan pembawa minyak wangi kemungkinan dia akan memberimu, kemungkinan engkau membelinya, atau kemungkinan engkau mencium bau yang harum. Dan (berteman) dengan tukang pandai besi kemungkinan dia akan membakar pakaianmu atau engkau mendapatkan bau yang tidak enak.”
Ibnu Hajar di dalam kitabnya Fathul Bari (4/324) menjelaskan: “Di dalam hadits ini terdapat larangan berteman dengan seseorang yang akan merusak agama dan dunia. Hadits ini juga mengandung anjuran agar seseorang berteman dengan orang yang akan bermanfaat bagi agama dan dunianya. Semoga menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.*
Rep: Imam Nawawi
Red: Cholis Akbar

IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT

09.54.00



A.      Pendahuluan
Allah Swt. menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-Nya yang wajib diketahui dan di imani oleh semua manusia, yaitu: Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur'an. Masing-masing kitab tersebut memiliki ajaran pokok yang sama, yaitu (mengesakan Allah Swt.) Selain itu, semua kitab tersebut menjadi pedoman dan panutan bagi setiap ummatnya Mengapa kita perlu beriman kepada kitab-kitab Allah Swt?Sudah menjadi sunnatullah bahwa manusia diciptakan oleh Allah Swt. dalam kondisi yang berbeda, baik dari segi lingkungan, suku, bangsa, budaya, dan agama. Akibat perbedaan tersebut tidak sedikit yang yang menimbulkan perbedaan pandangan dalam kehidupan sehingga muncullah pertengkaran dan perselisihan yang pada akhirnya menusia itu bercerai berai. Untuk menghindari hal tersebut Allah Swt menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para Nabi dan Rasul untuk disebarluaskan dan diajarkan kepada ummat manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidupnya.A. Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT.Sebeleum membahas tentang kitab-kitab Allah Swt. terlebih dahulu dijelaskan tentang pengertian kitab dan suhuf. Kitab adalah wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para Rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidupnya. Sedangkan yang dimaksud dengan suhuf adalah wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para Rasul yang merupakan dasar atau nasihat secara umum tetapi tidak wajib disampaikan atau diajarkan kepada umat manusia. Suhuf dapat juga diartikan dengan lembaran-lembaran yang tertulis.
Beriman kepada kitab-kitab Allah Swt. berarti mempercayai dan menyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menurunkan kitab-kitabNya kepada para Rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan dan diajarkan kepada umat manusia.
Beriman kepada kitab-kitab Allah Swt. merupakan rukun iman yang ketiga. Ummat Islam wajib percaya dan menyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua kitab yang telah diturunkan oleh Allah Swt. kepada para Rasul-Nya itu benar. Seperti firman Allah Swt. di dalam surat An-Nisa/4: 136;
"Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah Swt dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah Swt, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh."
Kitab-kitab yang dimaksud di dalam ayat di atas berisi peraturan, ketentuan, perinrah, dan larangan yang dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kitab-Kitab Allah Swt. diturunkan pada masa yang berlainan, namun di dalamnya terkandung ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran tauhid atau ajaran tentang keesaan Allah swt. yang berbeda hanyalah dalam hal syari'at yang disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada mas itu. Oleh karena itu, sebagai orang yang beriman laksanakan dan kerjakan segala apa yang telah diperintahkan oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya agar mendapat rahmat dan hidayah dari-Nya.

B. Nama-Nama Kitab Allah Swt. Dan Rasul Yang Menerimanya

Di antara kitab-kitab Allah Swt. yang wajib diimani ada empat (4), yaitu:
1.       Kitab Taurat
Kitab Taurat diwahyukan kepada Nabi Musa As. oleh Allah Swt. di bukit Thursina (Mesir) sekita 12 abad Sebelum Masehi. Pokok ajaran kitab Taurat berisi tentang aqidah (tauhid) dan hukum-hukum syari'at. Allah Swt. berfirman:
"Sungguh, Kami menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan kitab itu para Nabi berserah diri kepada Allah Swt. memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah Swt. dan mereka menjadi saksi terhadapnya ..." (QS: Al-Maidah/5:44)
2.       Kitab Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh allah swt. kepada Nabi Isa As. sekitar abad pertama Masehi di Yerussalem (Israel). Pokok ajaran Kitab Injil sama dengan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, namun sebagian menghapus hukum-hukum yang tertera dalam kitab Taurat yang tidak sesuai pada zaman itu sehingga kitab Injil yang asli tidak diketahui lagi keberadaannya.
Allah Swt. berfirman:
"... Dan Kami menurunkan Kitab Injil kepadanya, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan membenarkan Kitab sebelumnya yaitu Taurat, dan sebagai petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa." (QS: Al-Maidah/5: 46)
3.       Kitab Zabur
Kitab Zabur diwahyukan oleh allah Swt. kepada Nabi Daud As. sekita abad ke-10 Sebelum Masehi di daerah Yerussalem (Israel). Pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang zikir, nasihat, dan hikmah, tidak memuat hukum-hukum syari'at. Kitab Zabur merupakan petunjuk bagi ummat Nabi Daud As. agar bertauhid kepada Allah Swt.
Allah Swt. berfirman:
"... Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagain Nabi-Nabi atas sebagain (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (QS: Al-Isra/17:55)
4.       Kitab Al-Qur'an
Al-Qur'an diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. pada abad ke-6 Masehi di dua kota, yaitu di kota Makkah dan kota Madinah (Arab Saudi). Di dalam Al-Qur'an membahas tentang aqidah, hukum syari'at, dan muammalat. sebagian isinya menghapus sebagaian syari'at yang tertera di dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum syari'at yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Al-Qur'an merupak kitab suci terlengkap dan abadi sepanjang masa, berlaku bagi seluruh umat manusia sampai akhir zaman, serta pedoman dan petunjuk bagi manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia agar tercapai kebahagiaan di akhirat. Oleh karena itu sebagai seorang muslim kita tidak perlu meragukannya.
Allah Swt. berfirman:
"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (QS: Al-Baqarah/2:2)

Selain kitab yang empat tersebut, Allah Swt. juga telah menurunkan suhuf. Suhuf berasal dari kata shahifah yang berarti lembaran wahyu Allah swt. Suhuf yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada para Nabi ada 100 suhuf.

Diantara Nabi-Nabi yang menerima suhuf adalah sebagai berikut:
a.       Nabi Syis As menerima sebanyak 50 suhuf
b.      Nabi Idris As menerima sebanyak 30 suhuf
c.       Nabi Ibrahim As menerima sebanyak 10 suhuf
d.      Nabi Musa As menerima sebanyak 10 suhuf
Dari para Nabi penerima suhuf tersebut, Nabi Musa As. selain menerima suhuf juga menerima Kitab Taurat.

Firman Allah Swt.:
"Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab terdahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa." (QS: Al-A'la/87: 18-19)

C. Al-Qur'an Sebagai Kitab Suci Ummat Islam
Al-Qur'an diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. melalui malikat Jibril tidak sekaligus tetapi secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6666 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Peristiwa diturunkannya Al-Qur'an disebut Nuzul Qur'an. Wahyu pertama berupa surah Al-Alaq ayat 1-5 diturunkan pada malam bulan Ramadhan tanggal 17 tahun 610 Masehi di Gua Hira. Pada saat iberusia 40 tahun itulah Muhammad dinobatkan sebagai seorang Rasulullah yang memiliki kewajiban menyampaikan risalah kepada seluruh umat manusia. Sedangkan ayat yang terakhir diturunkan adalah Surah Al-Maidah ayat 3 pada tanggal 9 Zulhijjah tahun ke sepuluh Hijriyah di Padang Arafah ketika beliau sedang menunaikan ibadah haji wada (haji perpisahan), karena beberapa hari setelah menerima wahyu tersebut Nabi Muhammad Saw. wafat.
Al-Qur'an sebagai Kitab Suci yang terakhir selalu dijaga kemurnian dan keasliannya oleh Allah Swt. sampai akhir zaman. Sebagaimana dijelaskan di dalam firman Allah Swt.:
"Sesunggunya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (QS: Al-Hijr/15:9)
Di dalam ayat lain juga dijelaskan bahwa Al-Qur'an terjamin kebenarannya dan dapat dipertanggungjawabkan kemurniannya, terhindar dari unsur-unsur pemalsuan. Allah Swt. berfirman:
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannyasekalipun mereka saling membantu satu sama lain." (QS: Al-Isra/17:88)

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak problema kehidupan yang tidak dapat diatasi oleh manusia karena sikap mereka. Berbagai macam jenis penyakit timbul tanpa diketahui penyebabnya dan cara pengobatannya, terjadinya bencana yang tidak diduga, terjadinya gejolak sosial, dan sebagainya. Semua itu merupakan dampak sikap manusia yang meniunggalkan Al-Qur'an. Padahal Rasulullah Saw. berwasiat di dalam salah satu haditsnya:
Dari Malik Ra. sesunggunya ia menyampaikan bahwa Nabi Saw bersabda: "kutinggalkan untukmu dua perkara, yaitu Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunnah Rasul-Nya,' (HR. Muslim)
Sebagai kitab suci umat muslim, Al-Qur'an memiliki beberapa keutamaan dan keistimewaan dibanding kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.
Keutamaan kitab suci Al-Qur'an tersebut antara lain:
1.       Al-Qur'an memiliki isi kandungan yang paling lengkap dan sempurna, berlaku sepanjang masa, berlaku untuk seluruh umat manusia tanpa pembatas anatara suku, bangsa, dan umat atau kalangan tertentu. Kelengkapan dan kemurnian kitab suci Al-Qur'an mendapat jaminan dari Allah swt.
2.       Al-Qur'an tidak akan pernah bisa dimasuki oleh ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya karena Allah Swt. sendiri yang menjaganya.
3.       Al-Qur'an merupakan sumber ilmu pengetahuan. Hal ini terbukti dengan adanya penemuan baru hasil riset ilmu pengetahuan modern yang membenarkan pernyataan-pernyataan Al-Qur'an seperti penciptaan manusia dan alam semesta.
4.       Al-Qur'an mengandung ilmu pengetahuan yang tinggi dan luas sehingga setiap muslim yang sungguh-sungguh mempelajarinya dan mengamalkan isinya akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt.Al-qur'an mengandung suatu hukum yang sesuai dengan perkembangan zaman dan berlaku sepanjang masa, seperti aqidah, fikh, akhlak, muammalah, dan tarikh.

Masih banyak keistimewaan dan keutamaan Al-Qur'an yang terus menerus diperoleh manusia seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Oleh karena itu sebagai kitab suci ummat Islam, kita harus berusaha mempelajari dan mengkaji Al-Qur'an secara sungguh-sungguh. Dengan membaca, mempelajari, dan menggali isi kandungan ilmu pengetahua yang terdapat di dalam Al-Qur'an akan menghilangkan kegelisahan jiwa yang dapat juga mempengaruhi kesehatan badan. Dengan demikian sebagai seorang muslim harus menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Insya Allah segala persoalan akan dapat teratasi dengan ridha Allah Swt.

D. Fungsi Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt.
Fungsi kitab-kitab Allah Swt bagi kehidupan manusia:
1.       Mempertebal keimanan kepada Allah Swt. Karena banyak hal di kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab oleh akal dan ilmu pengetahuan. Kitab-kitablah yang memberikan jawaban untuk permasalah yang dapat diinderai maupun yang ghaib.
2.       Memperkuat kenyakinan seseorang terhadap tugas Nabi Muhammad Saw. Karena dengan menyakini kitab Allah maka akan percaya dengan kebenaran Al-Qur'an dan ajaran Nabi Saw.
3.       Menambah ilmu pengetahuan. Di dalam Al-Qur'an menjelaskan pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk mendorong mansusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan zaman.
4.       Menanamkan sikap toleransi terhadap pengikut agama lain.